Kisah Laut Mati & Homoseks
UNGKAP RAHSIA YANG MAHA AGUNG
Kisah diazabnya umat Nabi Luth AS terdapat dalam surat Al Anbiya: 74-75, Hud: 82-83, dan Al-Qamar: 33-38. Kisah kehancuran umat Luth AS ini, juga diceritakan dalam Perjanjian Lama. Dalam berbagai penelitian yang dilakukan, peristiwa atau lokasi kejadian diazabnya umat Luth AS ini adalah di Kota Sodom, di daerah yang sekarang dikenal dengan nama Laut Mati atau di danau Luth yang terletak di perbatasan antara Israel dan Jordan.
Berikut ini sekelumit cerita mengenai hancurnya umat Nabi Luth tersebut dalam Alquran.
”Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas.” (QS Asy-Syu’araa [26]: 165-166)
Ajakan Nabi Luth ini ditolak oleh umatnya. Bahkan, tatkala Allah SWT mengutus dua orang malaikat berupa manusia kepada Nabi Ibrahim dan Luth (QS Adz-Dzaariyaat [51]: 32, Hud [11]: 62-81), mereka meminta Luth menyerahkan kedua tamunya itu untuk dinikahi mereka. Lalu, Allah menghancurkan umat Luth ini akibat perbuatannya.
Dalam surah Hud ayat 82 dijelaskan, umat Nabi Luth ini dihancurkan dengan cara diterbalikkan yang atas ke bawah, dan bawah ke atas, lalu dihujani dengan batu belerang yang terbakar secara bertubi-tubi. Selama ribuan tahun terkubur, kini jejak atau sisa-sisa kehancuran umat Nabi Luth ini berhasil ditemukan oleh para ahli arkeologi di sekitar Laut Mati.
Awalnya, penelitian dilakukan oleh William Albright, seorang ahlikaji purbakala pada 1924 di sekitar Laut Mati. Beberapa orang yang bersama William Albright mencari sisa-sisa Kota Sodom dan Gomorah, hingga akhirnya mereka menemukan situs purbakala Bab-Edh-dhra (dibaca: Babhedra).. Bab-edh-dhra adalah makam terbesar khas zaman perunggu yang mereka gali, panjangnya 15 meter dan lebarnya 7 meter.
Di sini mereka juga menemukan makam berisi perhiasan emas dan menggali lebih 700 tembikar yang merupakan hadiah penguburan, termasuk tempat parfum kecil dan banyak benda lain, seperti kain. Konon, makam ini telah digunakan selama 1000 tahun lamanya, dari zaman Ibrahim hingga penghancuran Kota Sodom. Namun, tidak ada apa pun untuk mengaitkan pemakaman kuno itu dengan Sodom, tempat kehidupan Nabi Luth dan umatnya.
Adanya umat Nabi Luth di sekitar Laut Mati ini diperkuat dengan ulasan National Geographic edisi Desember 1957.
”Gunung Sodom, tanah gersang dan tandus muncul secara tajam di atas Laut Mati. Belum pernah seorang pun menemui Kota Sodom dan Gomorah yang dihancurkan, namum para akademisi percaya bahawa mereka berada di Lembah Siddim yang melintang dari tebing terjal ini. Kemungkinan air bah dari Laut Mati menelan mereka setelah gempa bumi”
Setelah sekian lama tidak ada khabarnya tentang kewujudan umat Nabi Luth, ahli purbakala lainnya, Paul Lapp dan Thomas Schaub, melakukan penggalian kembali di sekitar Laut Mati pada 1967. Dan kemudian, penggalian diteruskan oleh Werner Keller, seorang ahli arkeologi dari Jerman di sekitar Laut Mati. Dengan merujuk pada keterangan Alquran mengenai terbaliknya kota tempat kediaman umat Nabi Luth, Werner Keller menyatakan:
”Bersama dengan dasar dari retakan yang sangat lebar ini, yang persis melalui daerah ini, Lembah Siddim, termasuk Sodom dan Gomorah, dalam satu hari terjerumus dalam. Kehancuran mereka terjadi melalui sebuah peristiwa gempa bumi dahsyat yang mungkin disertai dengan letusan, petir, keluarnya gas alam serta lautan api."
Werner percaya bahawa umat Nabi Luth dihancurkan melalui sebuah gempa bumi yang sangat hebat. Peristiwa tersebut dilukiskan dengan keterangan Alquran surah Asy-Syu’araa ayat 173. ”Kami menghujani mereka dengan batu belerang keras sebagaimana tanah liat yang terbakar secara bertubi-tubi.”
Berkaitan dengan hal ini, Werner Keller menulis: ”Pergeseran patahan membangkitkan tenaga vulkanik yang telah tertidur lama sepanjang patahan. Di lembah yang tinggi di Jordan dekat Bashan masih terdapat kawah yang menjulang dari gunung api yang sudah mati; bentangan lava yang luas dan lapisan basal dalam yang telah terdeposit pada permukaan batu kapur.”
Tanda-tanda nyata yang disampaikan oleh Danau Luth tentu sangat menarik. Umumnya, kejadian yang diceritakan dalam Alquran terjadi di Jazirah Arab. Tepat di tengah-tengah semua kawasan ini terletak Danau Luth. Danau Luth, serta sebahagian peristiwa yang terjadi di sekitarnya, patut mendapat perhatian secara geologis. Danau tersebut dianggarkan berada 400 meter di bawah permukaan Laut Tengah.
Kerana lokasi terdalam dari danau tersebut adalah 400 meter, dasarnya berada di kedalaman 800 meter di bawah Laut Tengah. Inilah titik yang terendah di seluruh permukaan bumi. Di daerah lain yang lebih rendah dari permukaan laut, paling dalam adalah 100 meter.
Sifat lain dari Danau Luth adalah kandungan garamnya yang sangat tinggi, kepekatannya hampir mencapai 30 persen.
Oleh karena itu, tidak ada organisme hidup, semacam ikan atau lumut, yang dapat hidup di dalam danau ini. Hal inilah yang menyebabkan Danau Luth dalam literatur-literatur Barat lebih sering disebut sebagai “Laut Mati”.Kejadian yang menimpa kaum Luth yang disebutkan dalam Alquran berdasarkan perkiraan terjadi sekitar 1,800 SM. Berdasarkan pada penelitian arkeologis dan geologis, peneliti Jerman, Werner Keller, mencatat bahawa Kota Sodom dan Gomorah benar-benar berada di Lembah Siddim.
Lembah yang merupakan daerah terjauh dan terendah dari Danau Luth, dan pernah terdapat situs yang besar dan dihuni di daerah itu. Konon, jika seseorang berdayung sampan melintasi Danau Luth ke titik paling utara dan matahari sedang bersinar pada arah yang tepat, ia akan melihat sesuatu yang sangat menakjubkan. Pada jarak tertentu dari pantai dan jelas terlihat di bawah permukaan air, maka akan nampaklah gambaran bentuk hutan yang diawetkan oleh kandungan garam Laut Mati yang sangat tinggi.
Batang dan akar di bawah air yang berwarna hijau berkilauan nampak sangat kuno dan klassik. Lembah Siddim, di mana pepohonan ini dahulu kala bermekaran daunnya menutupi batang dan ranting, merupakan salah satu tempat terindah di daerah ini. Keindahan Laut Mati ini dilukiskan seperti ”like the garden of God.’‘
Tetapi yang penting sebagai tandaingat supaya manusia-manusia di muka bumi sentiasa menurut garis-garis yang ditentu oleh Allah SWT Yang Maha Agung.
(IH/Sumber Al-Quran, Hadis & pelbagai sumber)
Tetapi yang penting sebagai tandaingat supaya manusia-manusia di muka bumi sentiasa menurut garis-garis yang ditentu oleh Allah SWT Yang Maha Agung.
(IH/Sumber Al-Quran, Hadis & pelbagai sumber)
No comments:
Post a Comment