7 petunjuk kebahgiaan di dunia.....
Suatu hari ia ditanya oleh para
Tabi'in (generasi selepas para Sahabat) mengenai apa yang dimaksudkan dengan
kebahagiaan dunia. Ibnu Abbas menjawab bahawa ada 7 (tujuh) indikator
kebahagiaan dunia, iaitu:
Pertama, Hati yang selalu
bersyukur.
Ertinya selalu menerima apa yang telah
Allah SWT berikan dengan ikhlas apapun bentuknya. Agar dapat selalu bersyukur,
maka mestilah kita memahami ayat. "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang
beriman." (QS. Al Mu'minun, 23: 1)
Mengapa beruntung?. Kerana setiap
peristiwa apapun itu yang ditimpakan oleh Allah terhadap hambanya yang beriman
adalah sebuah keberuntungan bagi dirinya. Apapun bentuknya. Tetapi kuncinya jika
hambanya ikhlas. Ikhlas dalam erti memurnikan. Ilustrasinya jika dia diberikan
kesenangan, orang yang beriman akan ikhlas dan bersyukur dengan memuji Allah,
berdoa serta membahagikan rezeki, kesenangan atau nikmatnya kepada hamba-hamba
yang lain.
"Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka
hendaklah kamu sebarkan. (QS. Ad Dhuha, 93: 11) Kerana itu Allah pun akan
menambah rezekinya bagi orang-orang yang pandai bersyukur. "Dan (ingatlah),
tatkala Tuhanmu memaklumkan;" Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatku), maka
sesungguhnya azab KU sangatlah pedih. "(QS. Ibrahim, 14: 7) Dan jika Allah
menimpakan musibah kepadanya, maka mereka bersimpuh, berdoa memohon kepadaNYA
agar musibah tersebut menjadi penghapus dosa-dosanya, serta menjadikan mereka
hamba-hamba yang selalu mengingati Allah.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim (sahih muslim no. 4673) dinyatakan bahawa: Rasulullah bersabda "janganlah
kamu terlalu bersedih & tetaplah berbuat kebaikan kerana dalam setiap
musibah yang menimpa seorang muslim terdapat penghapusan dosa bahkan bencana
kecil yg menimpanya atau kerana sebuah duri yg menusuknya . "
Memiliki jiwa syukur bererti selalu
menerima apa adanya (qona'ah), sehingga tidak ada cita-cita yang berlebihan,
tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. berbahagialah
orang yang pandai bersyukur!
Kedua, pasangan hidup yang
soleh.
Pasangan hidup yang soleh akan
menciptakan suasana rumah dan keluarga yang soleh pula. Di akhirat kelak seorang
suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak
isteri dan anaknya kepada kesholehan. Berbahagialah menjadi seorang isteri bila
memiliki suami yang soleh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak isteri
dan anaknya menjadi muslim yang soleh.
sebaliknya pula seorang isteri yang
solehah, akan mempunyai kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani
suami dan anak-anaknya. Pasangan hidup yang soleh. ia menciptakan suasana rumah
teduh dan menurunkan keluarga yang soleh pula. indah dan mententeramkan. para
penyelidik membuktikan, kesolehan (inner beauty) adalah 2/3 faktor penentu
kebahagiaan hidup, sedangkan kecantikan atau ketampanan dan kekayaan hanyalah
1/3 darinya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami / isteri yang mempunyai
seorang suami / isteri yang solehah.
Ketiga, anak yang
soleh.
Rasulullah saw bersabda: "Apabila
seorang anak Adam mati, maka terputuslah semua amalnya kecuali dari tiga
perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak soleh yang selalu
mendoakannya." (HR. Muslim)
Apabila Rasulullah SAW tawaf.
Rasulullah bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah
selesai tawaf Rasul bertanya kepada anak muda itu: "Kenapa bahumu itu?" Jawab
anak muda itu: "Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang
sudah uzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan
dia.
Saya melepaskan ibu saya hanya ketika
buang hajat, ketika solat, atau ketika berehat, selain itu selebihnya saya
selalu menggendongnya ". Lalu anak muda itu bertanya: "Ya Rasulullah, apakah aku
sudah termasuk ke dalam orang yang sudah berbakti kepada orang
tua?"
Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu
dan mengatakan: "Sungguh Allah redha kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang
berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orang tuamu tidak akan terbalaskan
olehmu". Dari hadis tersebut kita mendapat gambaran bahawa amal ibadah kita
ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun
sekurang-kurangnya kita boleh bermula dengan menjadi anak yang soleh, di mana
doa anak yang soleh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah. Berbahagialah
kita bila mempunyai anak yang soleh.
Keempat, persekitaran yang kondusif
untuk iman kita.
"Wahai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar
(jujur)." (QS. At-Taubah, 9: 119)
Nabi SAW juga mengajarkan kepada kita
agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering
menasihati kita.â € ¨ "Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang soleh dan
orang yang buruk adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak kasturi dan
tukang besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau boleh
membeli darinya atau sekurang-kurangnya dapat harumnya. Adapun berteman dengan
pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaian hangus terbakar,
minimal engkau dapat baunya yang tidak enak. "(HR. Bukhari) â € ¨ â €
¨
Ibnul Qayyim mengisahkan, "Kami
(murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau
muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk atau ketika kami merasakan
sempit dalam menjalani hidup, kami akan mendatangi Ibnu Taimiyah untuk meminta
nasihat.
Maka dengan hanya memandang wajah
beliau dan mendengar nasihat beliau serta merta hilang semua kegundahan yang
kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang. Â € ¨
â € ¨ Itulah pentingnya bergaul dengan orang-orang soleh, dapat kembali
membangkitkan semangat keimanan sehingga kita pun boleh menularkan nuansa
kebaikan kepada lingkungan sekitar kita.
Kelima, harta yang
halal.
Harta yang halal. yang terpenting dalam
Islam high harta, bukan kuantiti harta. Ini tidak bererti Islam tidak menyuruh
umatnya untuk kaya. Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah
SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. "Kamu
berdoa sudah bagus", kata Nabi SAW, "Namun sayang makanan, minuman dan pakaian
dan tempat tinggalnya didapati secara haram, bagaimana doanya
dikabulkan".
Berbahagialah menjadi orang yang
hartanya halal kerana doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal
juga akan menjauhkan syaitan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan
kukuh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah
orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.
Keenam, semangat untuk memahami
agama.
Semangat memahami agama diwujudkan
dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam. Semakin ia belajar, semakin cinta
ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta
inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya. Semangat memahami agama akan meng
"hidup" kan hatinya, hati yang "hidup" adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya
nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat
memahami ilmu agama Islam.
Ketujuh, umur yang
barokah.
Umur yang baroqah itu ertinya umur yang
semakin tua semakin soleh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Umur
yang dalam kesehariannya selama 24 jam adalah menjadi nilai ibadah. Seseorang
yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata-mata, maka hari tuanya akan
diisi pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka ia pun sibuk
berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya
kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya. Sedangkan
orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat
(melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan
Allah SWT. Inilah semangat "hidup" orang-orang yang baroqah umurnya, maka
berbahagialah orang-orang yang umurnya barokah.
Demikianlah mesej-mesej dari Ibnu Abbas
ra. mengenai 7 indikator kebahagiaan dunia.
Tidaklah lebih baik dari yang menulis
ataupun yang membaca, kerana yang lebih baik di sisi ALLAH adalah yang
mengamalkannya.